Judul Kasus
OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN PRASARANA DAN SARANA AIR MINUM
PDAM KAB. PURWAKARTA
Nama Penulis
Endah Dewi Nurahmani
Direktorat Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya
endah_nurahmani@yahoo.com
Gedung Dep. PU Ditjen Cipta Karya Lt. 8
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta 12110
IWRM Tools:
A.1.c. Kebijakan yang terkait dengan SDA
A.3.a. Kebijakan-kebijakan Investasi
A.3.c. Peran sektor swasta
B.2.1. Kapasitas pengelolaan SDAT pada profesi keairan
C.2. Perancangan dan perencanaan pengelolaan SDAT
C.3. Pengelolaan kebutuhan
Latar Belakang:
PDAM Kab. Purwakarta saat ini mengelola pelayanan air bersih yang tersebar pada 4 unit/cabang yaitu Purwakarta, Wanayasa, Plered dan Pasir Angin dengan total jumlah pelanggan adalah 17.266 SL. Pada tahun 2005 terdapat 5 unit/cabang pelayanan PDAM yaitu yang ada saat ini dan unit Campaka. Sejak 2 tahun terakhir, unit Campaka tidak beroperasi lagi karena tidak mempunyai sumber air baku lagi. Sumber air baku yang digunakan pada unit Campaka adalah sumur dalam.
PDAM Purwakarta terus berupaya untuk meningkatkan sistem penyediaan air minum baik di kawasan perdesaan maupun perkotaan. Laju peningkatan pelanggan dari tahun 2004 sampai tahun 2006 rata-rata 1,79 % per tahun yang diikuti oleh peningkatan jumlah air yang terjual.
Deskripsi:
Permasalahan yang dihadapi di PDAM Kab. Purwakarta ada pada unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan sehingga dinilai masih kurang optimal dalam hal operasi dan pemeliharaan.
Adapun penyelesaian permasalahannya adalah untuk A) unit air baku, yaitu dengan perlindungan daerah tangkapan air, pengaturan tata ruang, melakukan proteksi dan konservasi daerah recharge dan lokasi sumber air baku potensial, dukungan regulasi/ kebijakan dari pemerintah, menerapkan manajemen pengelolaan dan pemanfaatan air, studi lebih detail identifikasi potensi sumber air baku. Keberadaan jaring terapung di sekitar intake Danau Jatilihur akan mempengaruhi kualitas air baku yang mengakibatkan banyaknya algae. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan kebijakan pemerintah daerah untuk mengatur penempatan jaring terapung di lokasi lain.Tingginya perbedaan tingkat kekeruhan air baku saat musim hujan dan saat musim kemarau dimana saat musim kemarau tingkat kekeruhan air sebesar 5-10 NTU sedangkan pada saat hujan sebesar 100-300 NTU. Permasalahan tersebut diatasi dengan penambahan/pembangunan unit prasedimentasi yang dioperasikan pada musim hujan. B)Unit Produksi: Prasarana bangunan SSF yang tidak dimanfaatkan sebanyak 3 unit sehingga dari segi pemanfaatan lahan hal ini dianggap sangat merugikan karena lahan dapat digunakan untuk pembangunan unit pengolahan lain.Untuk itu, perlu dilakukan studi kualitas air baku untuk mengetahui kemungkinan digunakan kembali pengolahan SSF. Untuk IPA kapasitas 2×80 L/det, masih terdapat idle capacity pengolahan dimana saat ini IPA hanya mengolah air dengan kapasitas 85 L/det. Pemanfaatan idle capacity pada unit produksi diharapkan dapat menambah cakupan pelayanan PDAM. C) Unit Distribusi: Penggunaan pipa ACP pada jaringan transmisi yang sudah berkarat mengakibatkan kualitas air yang berpotensi makin memburuk. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggantian secara bertahap pipa ACP dengan pipa PVC.Tingkat kebocoran yang tinggi, oleh karena itu diperlukan pengawasan lapangan pada saat pemasangan sambungan pipa dan pemasangan meter induk, penggantian meter pelanggan yang rusak secara reguler dan penertiban sambungan liar. D) Unit Pelayanan: Akibat penambahan sambungan rumah yang tidak terencana dengan baik sehingga mengakibatkan kehilangan tekanan pada titik-titik pelayanan tertentu. Oleh karenanya di masa depan diperlukan perencanaan yang matang dengan memperhitungkan sisa tekanan yang ada. Pendapatan PDAM dari tarif yang berlaku belum dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pelayanan PDAM, karena walaupun sudah BEP, keuntungan yang ada diutamakan untuk pelunasan utang PDAM. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penyesuaian tarif yang telah memperhitungkan kebutuhan untuk melunasi/pencicilan hutang dan pengembangan pelayanan PDAM.
Tujuan:
Untuk mengevaluasi kondisi operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana PDAM Kab. Purwakarta agar dapat memberikan saran dan masukan untuk penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan SPAM yang optimal.
Pelajaran yang diperoleh:
Dalam melaksanakan operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana PDAM perlu memperhatikan tiap aspek mulai dari unit air baku, unit produksi, unit distribusi dan unit pelayanan sehingga pelaksanaannya dapat dilakukan secara optimal.
Pentingnya kasus ini untuk IWRM:
Dengan mengetahui kondisi dan permasalahan operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana di PDAM Kab. Purwakarta maka PDAM tersebut dapat segera membenahi kekurangannya sehingga dapat membuka peluang investasi bagi swasta.