Nama Penulis
Endah Dewi Nurahmani
Direktorat Pengembangan Air Minum Ditjen Cipta Karya
endah_nurahmani@yahoo.com
Gedung Dep. PU Ditjen Cipta Karya Lt. 8
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta 12110
IWRM Tools:
A.2.c. Peraturan untuk kualitas dan kuantitas air
A.3.a. Kebijakan-kebijakan Investasi
A.3.c. Peran sektor swasta
B.2.1. Kapasitas pengelolaan SDAT pada profesi keairan
C.2. Perancangan dan perencanaan pengelolaan SDAT
C.3. Pengelolaan kebutuhan
Lokasi: Nusapenida Kab. Klungkung Prov. Bali, Tahun 2007
Latar Belakang:
Nusa Penida adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Klungkung, dengan luas areal 202,84 km2, meliputi Pulau Nusa Penida (Nusa Gede), Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan. Seperti pulau-pulau kecil pada umumnya, masalah utama yang dihadapi oleh masyarakatnya adalah kurangnya ketersediaan sesuai dengan waktu, tempat, kualitas dan kuantitas yang memadai. Sedangkan di Pulau Nusa Penida sendiri terdapat sekitar sembilan mata air, dengan debit yang cukup besar. Kurang tersedianya air baku untuk air minum di Nusa Penida, karena selama ini kualitas air yang dihasilkan payau dan pelayanan belum kontinyu.
Deskripsi:
Untuk mengkaji potensi atau dalam hal ini ketersediaan air di suatu wilayah, maka ada 3 (tiga) hal pokok yang akan ditinjau, yang pertama ketersediaan (kuantitas), kedua mutu (kualitas) air dan yang ketiga adalah kontinuitasnya. Dalam studi ini, ketiga hal tersebut akan ditinjau dan dikaji secara sistematis untuk kemudian disusun skenario suatu sistem PSDA Nusa Penida yang optimal. Umumnya lokasi mata air di daerah ini terletak di tepi pantai bagian selatan Nusa Penida, yaitu pada perbatasan antara daratan dan lautan, sehingga lokasinya sangat curam/terjal (+90o). Ada 3 (tiga) mata air yang lokasinya relatif landai yaitu mata air Penida, Angkel dan Toya Pakeh, namun karena beda tinggi yang tipis dengan permukaan air laut, sehingga mengakibatkan ketiga mata air ini sangat rentan terhadap intrusi dan pencemaran air laut. Saat ini dari 9 (sembilan) mata air tersebut, ada 2 (dua) mata air yang sudah dikelola (dibangun jaringan air bersih) oleh PDAM, yaitu Mata Air Penida (besar debit = +200 lt/det) dan Mata Air Guyangan (besar debit = +178 lt/det). Berdasarkan informasi dari pihak PDAM setempat, pemanfaatan kedua mata air tersebut saat ini belum bisa optimal karena biaya operasional yang tinggi.
Kondisi SPAM eksisting:
|
Potensi air baku Pulau Nusa Penida: Mata Air Penida, Q = 200 L/det, Mata Air Taneling Q = 78,8 L/dt, Mata Air Guyangan Q = 178 L/dt, Mata Air Huhug/ Tabuanan Q = 38,6 L/dt, Mata Air Aceng/Sekartaji Q = 1,25 L/dt dan Air Tanah.
Rencana pengembangan: untuk pelayanan masyarakat di Nusa Penida cukup menggunakan 2 sumber air yaitu MA Penida dan MA Guyangan.
a. RENCANA PENGEMBANGAN SPAM MA PENIDA
- Operasional 2 unit sumur bor kapasitas 5 L/dt dihentikan karena airnya payau/asin
- Operasi MA.Penida ditingkatkan menjadi 20 L/dt
- Pompa booster Q=10 l/det H=90 m dan Q=5 l/det H=90 m diganti dengan Q=20 l/det H=90 m
- Jumlah SR ditingkatkan dari 1.485 unit menjadi 3.590 unit ( melayani 100 % jumlah penduduk 6 desa)
- IPA 20 L/dt yang telah rusak diganti dengan IPA baru kapasitas 20 L/dt, dan untuk mengolah air yang masih sedilit payau dipasang IPA Membran.
- Penyambungan daya listrik dari PLN sebesar 165 KVA
- Penggantian pipa transmisi GIP dia 200 mm sepanjang 3.600 m
- Rehabilitasi bangunan intake
b. RENCANA PENGEMBANGAN SPAM MA GUYANGAN
- SPAM MA Guyangan direncanakan untuk melayani 8 desa dengan jumlah penduduk 23.664 jiwa, dengan kapasitas sisten 25 L/dt
- Pelayanan kepada masyarakat diberikan melalui SR dan KU dengan mengembangkan :
SR = 23.664 unit = 3.786 unit
5
HU = 65 unit (sdh terbangun)
3. Desa-desa yang sudah terpasang jaringan transmisi (Desa Batukandik, desa Klumpu, desa Batumadeg, dan desa Bunga Mekar) segera dikembangkan jaringan
distribusi dan SR
4. Dilakukan penggantian pompa dan genset disesuaikan dengan kapasitas system 25 L/dt untuk menekan biaya operasional
– Pompa Bak I ke Bak II : kapasitas 25 L/dt
– Pompa bak II ke R1 : kapasitas 25 L/dt
– Genset untuk menggerakkan pompa (Bak I-Bak II) dan pompa (Bak II – R1) terpasang 455 KVA diganti dengan kapasitas 250 KVA
– Pompa R1 ke R4 diganti dengan kapasitas 8 L/dt
– Pompa R1 ke R2 diganti dengan kapasitas 16 L/dt
5. Dikembangkan jaringan perpipaan dari R2 ke R3 dan dari R3 ke 4 desa (Desa Kutampi, Desa Pajukutan, Desa Tanglad dan Desa Sekartaji), berikut pompa,
genset, bangunan R3, jaringan distribusi dan SR
6. Segera dibentuk Lembaga Pengelola dengan alternatif : PDAM Kab. Klungkung, BLU, atau Koperasi
Kesimpulan dan rekomendasi: agar diperoleh kualitas air baku air minum yang lebih baik, maka disarankan untuk melakukan pencegahan bercampurnya air laut dengan air tawar pada sumbernya atau melakukan pengolahan pada instalasi pengolahan air bakunya.
Tujuan:
Meninjau lokasi sumber air baku yang dapat dimanfaatkan untuk air minum masyarakat Nusa penida dan mencari sumber air baku alternatif jika ada untuk meningkatkan potensi air baku sehingga masyarakat dapat dilayani secara kontinyu
Pelajaran yang diperoleh:
Program penyediaan air bersih Nusa Penida dilakukan melalui 2 tahapan pelaksanaan yaitu :
- Program Jangka Pendek yaitu dengan pengembangan sistem penyediaan air bersih secara parsial.
- Program Jangka Panjang yaitu dengan pengoptimalan sistem penyediaan air bersih Mata Air Guyangan untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan jangkauan pelayanan wilayah Nusa Penida secara keseluruhan.
Pentingnya kasus ini untuk IWRM:
Perlunya peraturan untuk kualitas dan kuantitas air dalam mencari sumber air baku untuk air minum sesuai perundangan yang berlaku dan pengelolaan kebutuhan air baku yang bijak untuk keberlanjutan pemanfaatannya.